Kamis, 22 November 2007


Sabtu, 17 November 2007

SAHABAT BAHTERA JIWA


kamu ada untuk ketiadaanku
kamu datang untuk kepergianku
kamu ramai untuk kesunyianku
kamu bahagia untuk kesedihanku
Hatimu satu untuk setiap hatiku yang lain
Jiwamu bersatu dalam setiap ragaku yang mati
Do’amu merdu seiring nyanyian kehidupanku
Tanganmu terukir menggambarkan ironiku

Sahabat …..
Kilauan permata takkan membeli bahagiamu
Bukan juga tarian untuk menyambut kedatanganmu
Bukan jamuan untuk memuaskan dahagamu
Dari perjalanan jauh dan melelahkan


Sahabat ………..
Pantas untukmu seluruh amalku
Pantas untukmu dayang-dayang dan istana-istanaku
Pantas untukmu airmataku yang tersisa
Untukmu seluruh keheningan dari pertapaanku
Sebagai belas dan rasa hormatku
Aku, hadirmu dalam hidupkuBAHTERA JIWA

Puisi ini hanyalah sebatas kata-kata
Namun dia memiliki kekuatan, keberanian dan ketulusan
Mampu membawa kita
Di kedalam lautan hati
Mengantarkan cahaya dari kegelapan
Bagi jiwa yang haus dan dahaga air kehidupan

Dia membawa kita kepada kedamaian taman firdaus
Diajarnya menelusuri aliran air sungai yang tenang
Memekarkan mawar dan menebar harumnya menyengat sang pagi
Lantunan lagu-lagu dedaunan dan janji kumbang-kumbang

Embunnya menyejukkan dahaga
Bahkan memabukkan untuk setiap cawannya
Menyuburkan tanah yang kering dan tandus dari kemarau hati
Mampu menggantikan jutaan titik hujan yang dilupakan saat kemarau

Kerinduan kita semakin menggebu
Disentuhnya hati kita dengan jari jemari lemah lembutnya
Suara kehidupan seiring dengan lantunannya
Berjalan kebahagiaan dan kesedihanDiantara imajinasi sang penyair

Kitapun terbuai dan tertidur lelap
Sehingga melupakan kepedihan hari ini

hanyalah mimpi dari sebuah realita
yang akan mengantarkan mentari menyinari kegelapan hati kita